Beberapa orang mengatakan hidangan khas Asia Tenggara adalah soal rasa. Biasanya, hidangannya memiliki rasa manis, asam dan juga kaya rempah-rempah. Tapi yang lain juga berpendapat, bahwa ada lebih dari soal rasa. Restoran yang menyediakan makan malam, makan bersama, minum dan tempat bersenang-senang, percaya bahwa untuk mengetahui rahasia dari hidangan Asia Tenggara adalah dengan mempelajari kebudayaannya.

Hidangan khas Asia Tenggara dipengaruhi oleh beraneka ragam bahan masakan.

Hidangan Asia Tenggara menggambarkan keberagaman dari 11 negara yang berada di wilayah tersebut, karena antar hidangan saling melengkapi.

Tablescape at Pan Africanism - with plantain and jollof rice arancini and charmoula dip. Photo: Brunch Bandits 

“Rendang menunjukkan pengaruh dari India dan Portugal, tapi tetap khas Melayu. sementara daun ketumbar yang banyak disajikan dalam masakan khas Vietnam dan Malaysia, merupakan bagian penting dalam masakan Karibia” kata Nithiya Laila, pemilik restoran bertema budaya di Singapura, Brunch Bandits.

Laila melanjutkan tren menggunakan bahan dari seluruh negara di Asia Tenggara dalam menunya.

Terdapat “rasa tradisional dan tumbuhan lokal yang dapat dikonsumsi” seperti burger tempe dan taco dengan isi rendang nangka.

Laila bukanlah satu-satunya orang yang memadukan bahan dari seluruh negara. 

Koki terkenal Ivan Brehms mendefinisikan menunya sebagai “hidangan campuran”. Koki dan pemilik restoran dengan bintang Michelin, Nouri berkata, “banyak hidangan populer saat ini seperti Nyonya Laksa, Kari khas Thailand, dan Gohu Ikan yang merupakan hasil dari multikulturalisme wilayah di mana tradisi hidangannya dipengaruhi oleh perdagangan dan interaksi antar manusia dari waktu ke waktu” Mungkin itu juga bagaimana sate diciptakan. Sekarang, tahukah kamu bahwa sate yang berasal dari Indonesia, sebenarnya dipengaruhi oleh shish kebab? Daging tebal yang dibakar itu merupakan makanan pokok di Turki dan Lebanon.

Suasana ramai yang hangat merupakan bagian dari pengalaman berkuliner di Asia Tenggara

Di sebuah restoran yang menyediakan hidangan makan malam, suasana adalah kunci bagi hidangan khas Asia Tenggara. Di Once Upon a Secret Supper, pemiliknya, Angie Ma, memodifikasi menu menggunakan berbagai latar cerita, termasuk “Resep Nenek untuk perjalanan yang tak terlupakan”. Alasannya? Dia percaya bahwa cerita tersebut merupakan bagian penting dari menciptakan suasana ramai yang hangat tadi, saat kamu menyantap hidangan Asia.

Diners listening to a story on Nusa Cana Indonesian rum, at dinner by Once Upon a Secret Supper. Photo: Once Upon a Secret Supper 

“Kamu dapat melihat bahwa disana suasananya ramai dengan percakapan riuh orang-orang, dibandingkan tempat makan di Eropa yang lebih tenang” ujarnya, yang sudah membuka restoran di Melbourne dan juga London.

Teknik “wok hey” menunjukkan hidangan khas Asia Tenggara yang autentik

Selain suasana dan bahan, teknik memasak juga penting. Pernah mendengar wok hey? Mungkin kamu sudah pernah mencobanya. Itu adalah teknik yang diyakini sebagai penanda hidangan Tiongkok asli di suatu wilayah.

A plate of hor fun. It’s generally agreed that one can always taste wok hey in a good hor fun. Photo: Getty

“Memasak dengan teknik ‘wok hey’ memang membutuhkan wok (wajan) yang diletakkan di atas api dengan suhu tinggi. Memasak dengan teknik ini akan mempertahankan cita rasanya. Hidangan yang dimasak dengan “wok hey” dikenal akan kesegarannya” kata Chris Choo, koki di Relish.sg, tempat makan di Singapura yang menggabungkan barang-barang antik, musik dan tarian, serta menawarkan pengalaman bersantap secara eksklusif. 

Di mana kamu bisa mendapatkan hidangan yang dimasak dengan teknik wok hey? Berjalanlah di pusat kuliner Singapura dan Malaysia, lalu pesan apapun dari carrot cake (chai tow kway) sampai hor fun (mie lebar khas Tiongkok).

Jadi apa yang membuat hidangan itu menjadi khas Asia Tenggara? Mungkin karena rasa manis, asam dan pedas yang familiar. Serta tambahan sedikit kebudayaan-dari bahan makanan hingga suasananya.