Profil: Di Vietnam, makanan adalah kehidupan: Bobby Chinn

Profil: Di Vietnam, makanan adalah kehidupan: Bobby Chinn

By Tristan Chan

Setelah 22 tahun di Vietnam belumlah cukup bagi chef Bobby Chinn dengan makanan Vietnamnya. Beliau melanjutkan untuk menemukan kembali makanan Vietnam sebagai olahan moderen, olahan internasional. Dan menginginkan dunia tahu.

Ketika saya tiba di Vietnam mereka tidak punya jagung manis, mereka punya tepung jagung atau maizena. Lalu ada semacam kulit lumpia dengan bahan tepung beras dipanggang diatas arang dengan isian telur kocok, daun bawang dan isian lainnya seperti pizza. Kuliner ini bisa ditemui di kedai jalanan, di seluruh restoran restoran di seluruh negeri.  Yg paling jelas berubah atau evolusi adalah kosmetik, penyajian dimana penataan diatas piring menjadi keren dan canggih,” dikatakan Chinn

Bobby Chinn’s Prawns on Sugarcane. Photo: Bobby Chinn 

Dia juga tidak sungkan dan segan makan jajanan di kedai jalanan ketika bepergian. Dia percaya dengan demikian bisa melihat secara jelas budaya lokal.” Saya menikmati makan makanan jalanan – makan dengan harga murah, lalu dengan orang setempat ada perasaan diterima, juga rasa dari masyarakat berikut budayanya,” yang mana pernah dipandu secara luas “World Cafe” serial di Discovery’s TLC

Walaupun sebagai makanan Vietnam telah kepuncak tangga kuliner dengan pertumbuhan popularitasnya, masih saja dengan sikap bahwa makanan masih sama. “Orang Vietnam makan dengan sangat serius. Mereka sangat lantang dan jujur tentang makanan. Anda pergi ke meja prasmanan pernikahan, dan jika ada makanan tidak enak, mereka tidak malu untuk memberitahu semua, bagaimana mengenai opini mereka. Di Vietnam, makanan adalah kehidupan, sebuah ritual, sebuah perayaan, sebuah acara kasual berbagi dengan teman, rekan sekerja atau keluarga, itu bisa di lima tempat hingga tujuh kali dalam sehari! Sebagai seorang chef, itu semua adalah sebagian dari orang orang ku

Bobby Chinn’s Banh Beo, or steamed rice cakes. Photo: Bobby Chinn 

Dan dengan di Asia Tenggara, Chinn melakukan observasi bahwa masakan Vietnam, sepanjang sisi Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura mencapai posisi internasional. Tetapi yang lain belum juga

“Beberapa negara berjuang untuk satu alasan, seperti Philipina. Olahan seperti balut (embrio bebek dalam cangkang telur) dan makanan penutup seperti champorado (sebuah puding nasi coklat manis dengan teri goreng diatasnya) dengan segala kebaikan jangan melakukan keduanya. Walau itu adalah merubah sebuah generasi muda chef berbakat Philipina, mereka menentukan jalannya sendiri untuk berubah dan memperbaiki pandangan kulinernya. Lalu negara negara seperti Laos, Burma, Brunei dan Kamboja dengan masakannya semakin populer, dan terus tumbuh dengan bertambahnya jumlah wisatawannya

Chef Bobby Chinn. Photo: Bobby Chinn 

Sebagai profesional chef lebih dari tiga dekade, Chinn mengatakan kemampuan untuk percaya terhadap bahan bahan dan peralatan masak diperlukan bertahun tahun untuk menjadi seorang master. Ini mengambil banyak waktu dan banyak mencoba dan salah, jadi semua resep perlu ditambah/dikurangi. Sebagai contoh, gula dari buah bit tidak semanis gula tebu dan untuk hasilnya anda harus membuatnya ditambah/dikurangi. Pelajaran adalah cek, cek dua kali dan cek tiga kali hingga menguasai. Lalu juga mencicipi, mencicipi, mencicipi.”

Kategori:
Temukan resep makanan inspirasional dengan eksplorasi feed baru kami!
Coba lihat

Ulasan

Peringkat Keseluruhan

    Tunjukan lebih banyak ulasan

    Klik "Setuju" jika kamu ingin menggunakan Cookie dan teknologi yang mirip.

    Baca kebijakan cookie